Kamis, 09 Juli 2009

Faktor-faktor Kehamilan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :

  • Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
  • Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
  • Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya
  • Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
  • Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar
  • Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :

Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.

Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.

Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan secara fisik

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri melalui pelayanan kesehatan terdekat seperti : puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.

Tujuan Dari Pemeriksaan Kehamilan :

ü Memantau kemajuan kehamilan.

ü Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu

ü Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

ü Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.

ü Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal.

ü Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.

Status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan.

Kekurangan gizi akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janinnya dan ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

kelebihan gizi dapat berdampak tidak baik terhadap ibu dan janin,dimana janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

Status Gizi Ibu Hamil

Masa ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil.

Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup

tertera jumlah unsur-unsur gizi yang dianjurkan selama hamil: kalori 2500 kal, protein 80 g, garan kapur 7,8 g, ferum 18 mg, vitamin A 4000 Kl, vitamin B1 1,2 mg, vitamin C 25 mg

Gangguan Kehamilan Bisa Terjadi Mendadak

Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal. Tapi 15-20 diantara 100 ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilan, persalinan atau nifas.

Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karena itu, setiap ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda-tanda bahaya tersebut. Tujuannya, agar mereka bisa segera mencari pertolongan ke bidan, dokter, atau langsung ke rumah sakit untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayinya.

Menurut informasi yang dikeluarkan oleh Direktoran Bina Kesehatan Keluarga bekerjasama dengan Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Depkes dan Kesos, Tim Penggerak PKK Pusat dan Kantor Perwakilan WHO di Jakarta, tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu atau bayi dalam keadaan bahaya. Biasanya ibu perlu segera mendapat pertolongan di rumah sakit.

Ada 10 tanda bahaya yang perlu dikenali :

1. Ibu hamil tidak mau makan dan muntah terus.
2. Berat badan ibu hamil tidak naik.
3. Perdarahan.
4. Bengkak tangan/wajah, pusing, dan dapat diikuti kejang.
5. Gerakan janin berkurang atau tidak ada.
6. Kelainan letak janin di dalam rahim.
7. Ketuban pecah sebelum waktunya.
8. Persalinan lama.
9. Penyakit ibu hamil yang berpengaruh terhadap kehamilan.
10. Demam tinggi pada masa nifas.

Kebanyakan ibu hamil sering merasa mual dan kadang-kadang muntah pada usia kehamilan 1-3 bulan. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada kehamilan lebih dari tiga bulan. Tapi bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus-menerus, sampai lemah dan tidak dapat bangun, maka keadaan ini berbahaya bagi janin dan kesehatan ibu.

Selama kehamilan, berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg. Karena adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh akibat kehamilan. Kenaikan berat badan ini biasanya terlihat nyata sejak kehamilan empat bulan sampai menjelang persalinan.

Bila berat badan ibu hamil tidak naik pada akhir bulan keempat kehamilan atau kurang dari 45 kg pada akhir bulan keenam, pertumbuhan janin mungkin terganggu. Pada kondisi tersebut ibu mungkin mengalami kekurangan gizi atau mempunyai penyakit lain, seperti batuk menahun atau malaria.

Penyebab kematian ibu hamil tersering adalah akibat perdarahan. Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan, persalinan dan nifas sering merupakan tanda bahaya yang dapat berakibat kematian ibu dan/atau janin.

Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum tiga bulan bisa disebabkan oleh keguguran. Janin mungkin masih dapat diselamatkan. Bila tidak, ibu perlu mendapat pertolongan medis agar kesehatannya terjaga.

Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat, pada ibu yang terlambat haid 1-2 bulan, merupakan keadaan sangat berbahaya. Kehidupan ibu terancam dan harus langsung dibawa ke rumah sakit untuk diselamatkan jiwanya.

Sedangkan perdarahan pada kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, tetap merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Sedangkan perdarahan yang banyak, segera atau dalam waktu satu jam setelah melahirkan, sangat berbahaya, dan menjadi penyebab kematian dalam waktu kurang dari dua jam. Tanda bahaya lain adalah perdarahan pada masa nifas, yaitu dalam waktu 42 hari setelah melahirkan. Perdarahan tersebut biasanya berlangsung terus menerus, disertai bau tak sedap dan demam.

Gejala lain yang harus diwaspadai adalah bengkak di tangan atau wajah. Apalagi bila disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Bila keadaan ini dibiarkan, ibu berisiko mengalami kejang-kejang. Keadaan ini disebut keracunan kehamilan atau ekslamsia.

Kemudian ada beberapa penyakit yang merugikan kehamilan. Yaitu penyakit jantung, ditandai dengan ibu sering berdebar-debar dan mudah sesak napas bila melakukan kegiatan ringan sehari-hari. Penyakit lain adalah kurang darah (anemia) akut, ditandai dengan gejala pucat, lesu, lemah, pusing dan sering sakit. Juga penyakit TBC, malaria dan infeksi pada saluran kemih, yang gejalanya tidak selalu nyata, misalnya keputihan, luka atau nyeri pada alat intim wanita.

Gejala-gejala yang membahayakan ibu hamil ini bisa dihindari bila keluarga dan masyarakat sama-sama mengawasi kehidupan ibu hamil tersebut. Inilah yang merupakan salah satu alasan diluncurkan kembali kampanye Suami Siaga (Siap, Antar, Jaga) dengan daerah sasaran wilayah Jawa Barat. Tujuan utamanya untuk mengajak para suami dan masyarakat untuk berpartisipasi menjaga kesehatan ibu hamil, sejak awal kehamilan hingga paska kehamilan. [RAS]

Strategi Making Pregnancy Safer

  1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir di tingkat pelayanan dasar dan rujukan
  2. Membangun kemitraan yang efektif
  3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat
  4. Penguatan manajemen program KIA: sistem survailans, monitoring dan informasi KIA dan pembiayaan

Ibu meninggal disebabkan karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi kejadian:

  1. Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan
  2. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
  3. Terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan

Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir
1. Keluarga Berencana:

  • Penyediaan pelayanan KB gratis bagi Gakin
  • Penyediaan Alokon
  • Menurunkan kejadian Unmet Need dan 4 terlalu

2. Pelayanan Antenatal:

  • Peningkatan kualitas: pemeriksaan laboratorium, konseling, imunisasi dan gizi
  • Integrasi dengan program terkait: IMS, HIV, Malaria, Tb dan kecacingan
  • Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)

3. Pertolongan persalinan:

  • Kemiteraan bidan – dukun
  • Persalinan dengan MAK III
  • Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan

4. Pelayanan masa nifas:

  • Ibu
  • Neonatus
  • Dilakukan sedini mungkin

5. Penanganan Komplikasi:

  • Penyediaan Puskesmas mampu PONED dan RS mampu PONEK yang berfungsi
  • Menurunkan CFR

Pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat

  • Pendidikan kesehatan reproduksi remaja di sekolah (formal dan non formal) dan non sekolah
  • Promosi tentang kesehatan reproduksi pada masyarakat termasuk pemerintah
  • Peningkatan pengetahuan dan kesiapan tentang bahaya kehamilan, persalinan dan nifas --> Desa Siaga, GSI, pemanfaatan Buku KIA dan P4K

Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Maternal dan Neonatal

  • Di masyarakat (Pelayanan esensial, deteksi kasus risti + PPGDON di Polindes/Poskesdes)
  • Puskesmas (Pelayanan esensial, deteksi kasus risti + PONED (Tim PONED)
  • RS. Kabupaten/Kota
  • (Pelayanan esensial, deteksi kasus risti + PONEK (Tim PONEK)
  • Pemantapan jaringan pelayanan obstetri dan neonatal di wilayah kabupaten/kota
  • Peningkatan Kemitraan (Lintas sektor dan program)
  • Jamkesmas

Prinsip Pelayanan Kebidanan di Desa

  • Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas
  • Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar dan etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
  • Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.

Ukuran keberhasilan bidan dalam pelayanan di komunitas/desa tidak hanya penurunan AKI dan AKB, tapi juga bangkitnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidupnya.

Kesimpulan

  1. Pada hakekatnya masyarakat punya hak memperoleh pelayanan yang berkualitas -->Ibu Sehat Bayi sehat --> Bangsa sehat
  2. Bidan sebagai pemberi jasa harus menjaga mutu pelayanan dan melayani sesuai kebutuhan (mitra perempuan)
  3. Bidan harus tetap meningkatkan kemampuan
  4. Bidan sebagai tenaga kesehatan pada lini terdepan (ujung tombak)
  5. Bidan punya kebutuhan dan harapan (kesejahteraan, masa depan dan keamanan)
  6. Pemerintah bertanggungjawab menyediakan yankes (Sarana prasana, SDM dll (Sustainability dan Jamkesmas?)
Pemerintah dan OP melakukan pengawasan dan pembinaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar