Selasa, 14 Juli 2009

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti apendisitis, pielititis, dan sebagainya. Hal ini dapat berlangsung sampai umur kehamilan kurang lebih 16-20 minggu.

Mual dan muntah dipengaruhi hingga lebih dari 50% karena kehamilan. Kebanyakan perempuan mampu mempertahankan cairan dan nutrisi dengan diet, dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama.

II.1.1. Penyebab

Penyebab hiperemesis gravidarum masih belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan erat kaitannya dengan kadar gonadotropin korionik atau estrogen yang meningkat pesat serta gangguan psikologis. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik. Hipersensitivitas sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap janin, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. Frigo dkk, (1998) melaporkan adanya keterkaitan seropositivitas terhadap Helicobacter pylori yang menyebabkan ulkus peptikum.

Hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum memang belum diketahui pasti. Namun tidak jarang dengan memberikan suasana baru, sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.

II.1.2. Klasifikasi

Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :

a. Tingkat I

Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat-badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit empedu, kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistole menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, dan urine masih normal.

b. Tingkat II

Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum akan dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus positif, ketonuria, bilirubinuria, dan berat badan cepat menurun.

c. Tingkat III

Walaupun kondisi tingkat III jarang terjadi, yang dimulai dengan gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus yang menandakan adanya gangguan hati, sianosis, gangguan jantung dan ginjal, bilirubinuria, dan proteinuria. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf pusat yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke (dilatasi kapiler dan perdarahan mikro pada area corpora mamilaria ventrikel III dan IV) dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah diakibatkan sangat kurangnya asupan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.

II.1.3. Diagnosis

a. Gejala dan Tanda Klinis

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, yaitu amenore yang disertai muntah hebat sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli, dan tumor cerebri yang dapat memberikan gejala muntah.

Pada fungsi vital didapat frekuensi nadi meningkat hingga 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril, dan gangguan kesadaran (apatis-koma). Perubahan fisis seperti dehidrasi, keadaan berat, lidah kering, mata cekung, kulit pucat, turgor kulit berkurang ikterus, sianosis, berat badan menurun, porsio lunak pada vaginal touche, uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensi lunak dan pada inspekulo serviks berwarna biru (livide). Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinis yang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (salivasi yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural dan takikardi.

b. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah darah perifer lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar) dan analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal, serta antibodi H. pylori (pemeriksaan penunjang pelengkap). Pada kondisi tertentu dapat pula diperiksa amilase, lipase, TSH, FTI 3-4.

Pada pemeriksaan laboratorium hiperemesis gravidarum yang ditandai dengan dehidrasi, didapat ketosis (ketonuria ≥ 3), gangguan asam basa dan elektrolit dan penurunan berat badan sampai dengan 5% berat badan. Juga dapat berupa hiponatremia, hipokalemia, dan peningkatan hematokrit. Hipertiroid dan LFT yang abnormal juga dapat dijumpai. Pada pemeriksaan tes laboratorium tampak kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, ketonuria, dan proteinuria.

II.1.4. Risiko

a. Maternal

Akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi nervus cranialis ke-6, nistagmus, ataksia, dan kejang yang disebut juga ensefalopati Wernicke. Jika hal ini tidak segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktifitas), ataupun kematian. Oleh karena itu untuk hiperemesis tingkat III perlu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan.

b. Fetal

Hiperemesis yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan harus segera diberikan. Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

II.1.5. Penatalaksanaan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

Dianjurkan untuk merubah makanan sehari-hari dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi tidak segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan beminyak atau berbau sebaiknya dihindarkan, dan makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Menghindari terjadinya kekurangan karbohidrat agar tidak terjadi oksidasi lemak, karenanya dianjurkan untuk tetap memakan yang asupan karbohidrat.

Beberapa cara untuk penanggulangan jika terjadi hiperemesis gravidarum adalah :

a. Medikamentosa

Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan, Perlu diingat untuk tidak memberikan obat teratogen dan pembatasan jenis obat yang diberikan terutama bila kehamilan masih berusia kurang dari 10 minggu.

Dapat diberikan antiemetik seperti prometazin (avopreg 2-3 kali 25 mg/hari peroral) atau proklorperazin (stemetil 3 kali 3mg/hari peroral atau mediamer B6 3 kali 1 tablet/hari peroral). Jika tidak memerikan respon dapat diberikan metoklopramide 10 mg/8 jam sebagai dosis tunggal. Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamin antagonis (metoklorpramid, domperidon), fenotiazin (klorpromazin, proklorperazin), antikolinergik (disiklomin) atau antagonis H1-reseptor antagonis (prometazin,siklizin).

Namun bila masih tetap tidak memberikan respon, dapat juga digunakan kombinasi kortikosteroid dengan reseptor antagonis H5-Hidrokstriptamin (5-HT3, ondansteron sisaprid). Bila dalam 2 x 24 jam masih timbul gejala dapat diberikan obat berikut :

• Vitamin B1, B2, B6, masing-masing 50-100 mg/hari serta vitamin B12, 200 μg/hari/infus.

• Antasida yang dianjurkan adalah asidrin 3x1 tablet/hari peroral atau milanta 3x1 tablet perhari peroral atau magnam 3x1 tablet perhari peroral.

• Sedativa yang biasa diberikan adalah antihistamin seperti dramamin. Jika diperlukan diberikan fenobarbital 30 mg IM, 2-3 kali/hari atau diazepam IM, 5 mg 2-3 kali/hari.

b. Isolasi

Penangganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu di rawat dirumah sakit. Untuk keluhan hiperemesis yang berat, pasien dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit dan membatasi pengunjung. Penderita disendirikan dalam kamar tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik, catat dan perhatikan cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.

c. Rehidrasi dan Suplemen Vitamin

Diberikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Rehidrasi dengan larutan ringer asetat atau ringer laktat yang dilanjutkan dengan rumatan. Pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0,9%). Infus glukosa 10% atau ringer laktat 5% dengan rasio 2 : 1, 40 tetes/menit. Cairan dekstrosa tidak boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk mengkoreksi hiponatremia. Suplemen potasium boleh diberikan secara intravena sebagai tambahan.

Bila perlu ditambahkan kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50-150 mg atau 100 mg yang dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl.

Urine output dimonitor dan dibuat kontrol cairan yang masuk dan keluar. Perlu dilakukan pemeriksaan urine untuk mengetahui adanya protein, aseton, klorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambahkan dengan makanan.

d. Diet

Apabila toleransi oral kurang baik dan dalam 2 x 24 jam gejala masih ada pasien dapat dipuasakan dan mendapat kombinasi nutrisi parenteral total. Selanjutnya diet sebaiknya dikonsultasikan kepada ahli gizi. Adapun tahapan diet yang digunakan adalah sebagai berikut :

• Diet hiperemesis I, diberikan pada hiperemesis tingkat III atau berat. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.

• Diet hiperemesis II, diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.

• Diet hiperemesis III, diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.

Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.

e. Terapi psikiatrik

Pasien diberikan psikoterapi apabila ada indikasi ke arah gangguan psikologik atau psikiatrik. Tekanan psikologik pada ibu akan kehamilan dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah.

f. Terminasi Kehamilan

Sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi lebih baik, bahkan dapat mundur. Usahakan mengadakan psikiatrik dan medik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi yang harus diperhatikan. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik memang sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlau cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversible pada organ vital.

Kamis, 09 Juli 2009

Faktor-faktor Kehamilan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :

  • Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
  • Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
  • Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya
  • Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
  • Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar
  • Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :

Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.

Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.

Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan secara fisik

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri melalui pelayanan kesehatan terdekat seperti : puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.

Tujuan Dari Pemeriksaan Kehamilan :

ü Memantau kemajuan kehamilan.

ü Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu

ü Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

ü Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.

ü Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal.

ü Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.

Status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan.

Kekurangan gizi akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janinnya dan ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

kelebihan gizi dapat berdampak tidak baik terhadap ibu dan janin,dimana janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.

Status Gizi Ibu Hamil

Masa ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil.

Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup

tertera jumlah unsur-unsur gizi yang dianjurkan selama hamil: kalori 2500 kal, protein 80 g, garan kapur 7,8 g, ferum 18 mg, vitamin A 4000 Kl, vitamin B1 1,2 mg, vitamin C 25 mg

Gangguan Kehamilan Bisa Terjadi Mendadak

Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal. Tapi 15-20 diantara 100 ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilan, persalinan atau nifas.

Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karena itu, setiap ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda-tanda bahaya tersebut. Tujuannya, agar mereka bisa segera mencari pertolongan ke bidan, dokter, atau langsung ke rumah sakit untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayinya.

Menurut informasi yang dikeluarkan oleh Direktoran Bina Kesehatan Keluarga bekerjasama dengan Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Depkes dan Kesos, Tim Penggerak PKK Pusat dan Kantor Perwakilan WHO di Jakarta, tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu atau bayi dalam keadaan bahaya. Biasanya ibu perlu segera mendapat pertolongan di rumah sakit.

Ada 10 tanda bahaya yang perlu dikenali :

1. Ibu hamil tidak mau makan dan muntah terus.
2. Berat badan ibu hamil tidak naik.
3. Perdarahan.
4. Bengkak tangan/wajah, pusing, dan dapat diikuti kejang.
5. Gerakan janin berkurang atau tidak ada.
6. Kelainan letak janin di dalam rahim.
7. Ketuban pecah sebelum waktunya.
8. Persalinan lama.
9. Penyakit ibu hamil yang berpengaruh terhadap kehamilan.
10. Demam tinggi pada masa nifas.

Kebanyakan ibu hamil sering merasa mual dan kadang-kadang muntah pada usia kehamilan 1-3 bulan. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada kehamilan lebih dari tiga bulan. Tapi bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus-menerus, sampai lemah dan tidak dapat bangun, maka keadaan ini berbahaya bagi janin dan kesehatan ibu.

Selama kehamilan, berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg. Karena adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh akibat kehamilan. Kenaikan berat badan ini biasanya terlihat nyata sejak kehamilan empat bulan sampai menjelang persalinan.

Bila berat badan ibu hamil tidak naik pada akhir bulan keempat kehamilan atau kurang dari 45 kg pada akhir bulan keenam, pertumbuhan janin mungkin terganggu. Pada kondisi tersebut ibu mungkin mengalami kekurangan gizi atau mempunyai penyakit lain, seperti batuk menahun atau malaria.

Penyebab kematian ibu hamil tersering adalah akibat perdarahan. Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan, persalinan dan nifas sering merupakan tanda bahaya yang dapat berakibat kematian ibu dan/atau janin.

Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum tiga bulan bisa disebabkan oleh keguguran. Janin mungkin masih dapat diselamatkan. Bila tidak, ibu perlu mendapat pertolongan medis agar kesehatannya terjaga.

Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat, pada ibu yang terlambat haid 1-2 bulan, merupakan keadaan sangat berbahaya. Kehidupan ibu terancam dan harus langsung dibawa ke rumah sakit untuk diselamatkan jiwanya.

Sedangkan perdarahan pada kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, tetap merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Sedangkan perdarahan yang banyak, segera atau dalam waktu satu jam setelah melahirkan, sangat berbahaya, dan menjadi penyebab kematian dalam waktu kurang dari dua jam. Tanda bahaya lain adalah perdarahan pada masa nifas, yaitu dalam waktu 42 hari setelah melahirkan. Perdarahan tersebut biasanya berlangsung terus menerus, disertai bau tak sedap dan demam.

Gejala lain yang harus diwaspadai adalah bengkak di tangan atau wajah. Apalagi bila disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Bila keadaan ini dibiarkan, ibu berisiko mengalami kejang-kejang. Keadaan ini disebut keracunan kehamilan atau ekslamsia.

Kemudian ada beberapa penyakit yang merugikan kehamilan. Yaitu penyakit jantung, ditandai dengan ibu sering berdebar-debar dan mudah sesak napas bila melakukan kegiatan ringan sehari-hari. Penyakit lain adalah kurang darah (anemia) akut, ditandai dengan gejala pucat, lesu, lemah, pusing dan sering sakit. Juga penyakit TBC, malaria dan infeksi pada saluran kemih, yang gejalanya tidak selalu nyata, misalnya keputihan, luka atau nyeri pada alat intim wanita.

Gejala-gejala yang membahayakan ibu hamil ini bisa dihindari bila keluarga dan masyarakat sama-sama mengawasi kehidupan ibu hamil tersebut. Inilah yang merupakan salah satu alasan diluncurkan kembali kampanye Suami Siaga (Siap, Antar, Jaga) dengan daerah sasaran wilayah Jawa Barat. Tujuan utamanya untuk mengajak para suami dan masyarakat untuk berpartisipasi menjaga kesehatan ibu hamil, sejak awal kehamilan hingga paska kehamilan. [RAS]

Strategi Making Pregnancy Safer

  1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir di tingkat pelayanan dasar dan rujukan
  2. Membangun kemitraan yang efektif
  3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat
  4. Penguatan manajemen program KIA: sistem survailans, monitoring dan informasi KIA dan pembiayaan

Ibu meninggal disebabkan karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi kejadian:

  1. Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan
  2. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
  3. Terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan

Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir
1. Keluarga Berencana:

  • Penyediaan pelayanan KB gratis bagi Gakin
  • Penyediaan Alokon
  • Menurunkan kejadian Unmet Need dan 4 terlalu

2. Pelayanan Antenatal:

  • Peningkatan kualitas: pemeriksaan laboratorium, konseling, imunisasi dan gizi
  • Integrasi dengan program terkait: IMS, HIV, Malaria, Tb dan kecacingan
  • Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)

3. Pertolongan persalinan:

  • Kemiteraan bidan – dukun
  • Persalinan dengan MAK III
  • Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan

4. Pelayanan masa nifas:

  • Ibu
  • Neonatus
  • Dilakukan sedini mungkin

5. Penanganan Komplikasi:

  • Penyediaan Puskesmas mampu PONED dan RS mampu PONEK yang berfungsi
  • Menurunkan CFR

Pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat

  • Pendidikan kesehatan reproduksi remaja di sekolah (formal dan non formal) dan non sekolah
  • Promosi tentang kesehatan reproduksi pada masyarakat termasuk pemerintah
  • Peningkatan pengetahuan dan kesiapan tentang bahaya kehamilan, persalinan dan nifas --> Desa Siaga, GSI, pemanfaatan Buku KIA dan P4K

Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Maternal dan Neonatal

  • Di masyarakat (Pelayanan esensial, deteksi kasus risti + PPGDON di Polindes/Poskesdes)
  • Puskesmas (Pelayanan esensial, deteksi kasus risti + PONED (Tim PONED)
  • RS. Kabupaten/Kota
  • (Pelayanan esensial, deteksi kasus risti + PONEK (Tim PONEK)
  • Pemantapan jaringan pelayanan obstetri dan neonatal di wilayah kabupaten/kota
  • Peningkatan Kemitraan (Lintas sektor dan program)
  • Jamkesmas

Prinsip Pelayanan Kebidanan di Desa

  • Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas
  • Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar dan etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
  • Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.

Ukuran keberhasilan bidan dalam pelayanan di komunitas/desa tidak hanya penurunan AKI dan AKB, tapi juga bangkitnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidupnya.

Kesimpulan

  1. Pada hakekatnya masyarakat punya hak memperoleh pelayanan yang berkualitas -->Ibu Sehat Bayi sehat --> Bangsa sehat
  2. Bidan sebagai pemberi jasa harus menjaga mutu pelayanan dan melayani sesuai kebutuhan (mitra perempuan)
  3. Bidan harus tetap meningkatkan kemampuan
  4. Bidan sebagai tenaga kesehatan pada lini terdepan (ujung tombak)
  5. Bidan punya kebutuhan dan harapan (kesejahteraan, masa depan dan keamanan)
  6. Pemerintah bertanggungjawab menyediakan yankes (Sarana prasana, SDM dll (Sustainability dan Jamkesmas?)
Pemerintah dan OP melakukan pengawasan dan pembinaan

Menggapai cita-cita

Bila hari esok menantiku kembali

Aku akan mengejar dengan sekuat kemampuanku

Akan aku raih cita-cita setinggi langit

Akan aku lawan kehidupan yang kejam ini

Walaupun banyak pahit yang aku alami

Akan kucoba menghadapi semua ini

Ku coba selalu melangkah kedepan

Untuk meraih dan menggapainya

Lupakan masa lalu, kita pandang ke depan

Pengalaman adalah guru yang pasti

Jangan pernah selalu pandang ke atas

Pandanglah kebawah agar dapat jadi pedoman hidup

Supaya kita dapat mensyukuri hidup ini

Bahwa masih banyak kehidupan di bawah kita

Kehidupan dunia bagaikan roda yang berputar

Kadang kala di atas dan juga dapat di bawah

Kita tak pantas untuk menyombongkan diri

Hidup hanya sementara di dunia ini

Bagaikan mampir numpang hidup

Bersyukur adalah cobaan berat

Maka dari pada itu jadilah orang yang bisa mensyukuri

Berusahalah dalam hidup walaupun itu berat

Rabu, 08 Juli 2009

Penyakit Darah Tinggi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit darah tinggi atau hypertensi adalah suatu keadaan dimana sesorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (distolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa air raksa ataupun alat digital lainnya.

Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan berat badan tingkat aktivitas normald an kesehatan umum adalah 12180 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil, tepai secara umum angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktivitas atau berolah raga.

Bila seseorang menjalani tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja keras akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya setroke dan serangan jantung.

Penyakit darah tinggi atau hypertensi dikenal dengan 2 type :

Ø Hypertensi primary adalah suatu kondisi dimana terjdinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pada makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obsitas merupakan mencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi setessor tinggi sangat mungkin terkana penyakit takan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahragapun bisa mengalami tekana darah tinggi

Ø Hypetensi secondary suatu kondisi dimana terjadinya meningkat tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal ginjal jantung, gagal, atau kerusakan sistem hormone tubuh.

Sedangkan pada ibu hamil, tekana darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya diatas normal atau gemuk kondisi hypertensi pada ibu hamil bisa sedang atapun tergolong parah /berbahaya.

B. Tujuan Penulis

Adapun tujuan penulisan dari asuhan keperawatn ini dengan judul “Hypertnsi” antara lain :

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang masalah penanggulangan yang komprehensif dan maksimal.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada pasien hypertensi oleh perawat

b. Melaksanakan analisa data dan diagnosa keperawatn pada psien hypertensi oleh perawat.

c. Merencanakan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien hypertensi oleh perawat

d. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai renacan keperawatan

e. Mengevaluasi keberhasilan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat.

C. Metode Penulisan

Dalam penyusunan asuhan keperawaran ini penulis menggunakan metode deskripsi yaitu menguraikan data secara nyata dan objektif dengan cara mengumpulkan dan menganalisa mendiangnosa masalah yang akan dibahas nampak lebih jelas, metode yang digunakan penulis melalui.

1. Study Kepustakaan

Yaitu suatu cara memeperoleh data dengan mengambil dari buku-buku perpusatakaan yang berhubungan dengan materi asuhan keperawatan

2. Wawancara

Penulis melakukan Tanya jawab langsung pada pasien maupun keluarga pasien dalam mendiagnosa penyakit pasien serta perawatan pasien dengan hypertensi

3. Observasi

Disini penulis melakukan pengamatan lanngsung terhadap pasien untuk mengetahui keadaan penyakit dan pelaksanaan keperawatan

4. Study Dokumentasi

Mempelajari catatn pasien dan perawatan dalam ruangan mempelajari status dan sumber-sumber lain dan melaksanakan perawatan

D. Sistematika Penulisan

Asuhan keperawatan ini disusun dalam empat bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Laporan kasusu ini terdiri dari empat bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulis, metode penulisan dan sistematika penulisan

BAB II : Tinjaun teoritis yang terdiri dari konsep dasar dan suhan keperawatan

BAB III : Tinjauan kasus meliputi pengkajiand an diagnosa keperawatan

BAB IV : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Teoritis Medis

1. Definisi

Hypertensi adalah tekanan sarah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasian sesuai dengan derajat keparahannya mempunyai rentang dari tekanan darah tinggi sampai hypertensi maligna.

2. Etiologi

  1. Faktor Keturunan
  2. Ciri-ciri Perseorangan
  3. Kebiasaan Hidup

- Konsumsi garam yang tinggi

- Kegemukan atau makanan yang berlebihan

- Stress atau keteragangan jiwa

- Pengaruh lain seperti merokok, minum alkohol

3. Patofisiologi

Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis dari sel jugularis ini biasa meningkatkan tekanan darah dan apabila diteruskan ke ginjal, maka akan mempengaruhi eksistensi pada rennin yang berkaitan dengan anglotensibnogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah selain itu juga dapat meningkatkan hormone aidoseteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut berakibat pada peningkatan tekanan dara.

4. Anatomi Fisiologi

5. Gejala klinik

Kadang-kadang tanpa keluhan sampai muncul komplikasi kebetulan terdeteksi saat pemeriksaan. Keluhan umum yang paling sering seperti mudah letih/capek, kurang cairan, cepat tersinggung atau arrtaible, tidak dapat tidur, sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang.

Dapat timbul ditandai dengan kerusakan pada organ targey seperti stroke (supply darah ke otak menurun/pecahnya pembuluh darah otak), ginjal (hypertensi ginjal), mata (hypertensi retinopaiti) dan jantung.

6. Penatalaksaan

Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal. Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinjau pada 3(tiga) faktor pfikologis yaitu menurunkan isi cairan intra vaskuler dan natrium darah darah degan diuretic, menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan res[on kardiovaskuler terhadap rangsangan adrenergic tahanan perifer dengan obat vasodilator.

B. Konsep Dasar Teoritis Keperawatan

Proses perawatan adalah suatu sistem dalam meencanakan pelayanan asuhan keperawatan yang mempunyai 4 tahap yaitu pengakajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Adalah suatu pendekatan yang sistematikan untuk mengumpulkan data yang menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan perawat penderita tersebut dan juga merupakan tahap awal dalam landasan proses mengenal masalah pasien agar dapat memberi arah tindakan keperawatan.

2. Diagnosa Keperawatan

Adalah kesimpulan yang dibuat oleh perawat berdasarkan hasil yang telah dikasi dan juga merupakan suatu pernyataan dari masalah pasien yang nyata ataupun potensial dan membutuhkan tindakan keperawaran sehingga masalah pasien dapat ditanggulangi dan dikurangi

3. Perencanaan

Adalah meliputi serangkaian langkah dimana menetapkan dan menentukan tujuan dicapai, menentukan renacana tindakan keperawatan dan menetapkan criteria hasil.

4. Evaluasi

Adalah pengukuran tentang hasil yang dicapai pada rencana keperawaran yang dilakuakn selanjutnya membandingkan, respon tersebut dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.


TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. A

Umur : 70 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Pasien : Janda

Suku /Bangsa : Aceh/Indonesia

Pendidikan : SMA

Alamat : Tambon Tunong

Masuk : 6-1-2009

Ruang Rawatan : Iskandar Muda

No. Registrasi : 0111

2. Penanggung jawab pasien/keluarga terdekat :

Nama : Tn. M

Jenis Kelamin : laki-laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Hub. Keluarga : Anak

Alamat : Tambon Tunong

3. Anamnese

a. Keluhan Utama :

Os mengeluh nyeri dikepala bagian belakang, mual-mual disertai lemah

b. Riwayat Masuk :

Os masuk kerumah sakit tgl 6-1-2009 dengan keluhan nyeri dikepala, mual, lemas dan rasa berat dikuduk

c. Riwayat penyakit terdahulu :

Sebelumnya os mengatakan bahwa os pernah mengalami penyakit infeksi saluran kemih

d. Riwayat penyakit keluarga :

Keluarga mengatakan belum pernah mengalami penyakit hypertensi

4. Alergi dan Reaksi

Tidak ada alergi terhadap obat-obatan

5. Obat/Pengobatan

Sebelumnya os berobat dipuskesmas terdekat (Bathupat) tetapi os tidak tau lagi nama obat yang diberikan dari Puskesmas

6. Pengkajian Fisik :

a. Keadaan Umum : Lemas

b. Kesadaran : Composmentis

c. Cemas : Ya (ringan)

d. Tinggi Badan : 160 cm

e. Berat Badan : 45 Kg

f. Vital Sign :

· Temp : 30oC

· Pols : 85x/i

· TD : 160/80 mmHg

· RR : 23x/i

7. Pemeriksaan Fisik (head to toe)

Kepala : Bentuk kepala bulat rambutnya panjang, kulit bersih

Mata : Simetri, (Penglihatan normal)

Telinga : Fungsi pendengaran normal tidak mempunyai kelainan

Keadaan wajah : Pucat

Leher : Normal tidak mempunyai kelainan pada leher

Ekstremitas Atas : Tidak dapat bergerak dengan bebas karena dipasang infuse tangan sebelah kiri

Dada/thorax : Simetris (normal)

Abdomen : Tidak adanya kelainan pada bagian abdomen, jika tidak terdengar bising usus maka abdomen normal

Punggung/tulang belakang : Normal (tidak ada kelainan)

Genetalia : Normal (tidak ada kelainan)

Ektremitas : Bisa digerakkan dengan normal

8. Pola Kebiasaan sehari-hari :

a. Pola Nutrisi dan Minuman

· Sebelum masuk kerumah sakit makan 3xsehari porsi yang disajikan selalu habis

· Sesudah masuh ke rumah sakit : nafsu makan berkurang makann yang didisediakan dihabiskan setengah posi yang disediakan

Diet : M2RG : Pola Makan : 3x1 hari

b. Pola Istirahat

· Sebelum masuk kerumah sakit : pola istirahat cukup (tidur 8 jam/hari)

· Sesudah masuk ke rumah sakit : istirahat terganggu tidur 3 jam /hari diakibatkan rasa cemas

c. Pola Eliminasi

· Sebelum masuk kerumah sakit : os BAB1xi fese berwarna kuning kecoklat-coklatan (normal)

· Sesudah masuk ke rumah sakit : os BAB 4s/d 5x sehari dengan urine berwarna kuning jernih.

d. Personal Hygiene

· Sebelum masuh ke rumah sakit : os mandi 3xi

· Sesudah masuk ke rumah sakit : mandi dibantu oleh kleuargta atau perawat sehari 1 kali

e. Pola Aktivitas

· Sebelum masuk kerumah sakit : os tidak pernah terganggu

· Sesudah masuk ke rumah sakit : aktivitas Os teganggu

9. Pemeriksaan Penunjang Diagnostic Khusus :

(data laboratorium, EKG, radiology dan lain-lain )

Hemoglobin : 10,9 gr% Hematokrit : 4,05%

Leukosit : 418 Golongan darah : A

10. Diagnosa Penyakit :

HYPERTENSI

11. Penatalaksanaan/Therapi :

Normal obat injeksi :

Cefataxime 1gr/12 jam

Sotatik 1 amp/8 jam

Ranitidi 1 amp/8jam

B. Diagnosa Keperawatan

1. Analisa Data.

No

Data

Penyebab

Masalah

1

Data subjektif :

· Pasien mengeluh nyeri pada kepala dan mual muntah

Data objektif :

· TD : 160/80 mmHg

· Pols : 84x/i

· RR : 24x/i

· Tump 370C

Peningkatan tekanan darah

Nyeri

2

Data subjetif :

· Pasien mengatakan nafsu makan berkurang/sak selera

Data objektif :

· Makanan yang disediakan M2

· Pasien susah menelan

Makanan yang menonton

Gangguan pola makan

3

Data subektif :

· Pasien mengatakan lemas

Data objektif :

· Pasien malas bergerak

Kelemahan umum

Intoleransi aktivitas

4

Data subjektif :

· Pasien mengatakan malas cerita

Data objektif :

· Pasien tampak terbebankan

Perubahan hidup

Injektif koping

2. Diagnosa Keperawatan

Tanggal

Masalah Keperawatan

Berhubungan dengan

7-1-2009

Nyeri

Peningkatan tekanan darah ditandai dengan vital sign

Td : 160/80, pols : 84x/I RR, 24x/i

8-1-2009

Gangguan pola nutrisi

Makanan yang meninton ditandai dengan porsi makanan gak habis

9-1-2009

Intolenransi aktivitas

Kelemahan umum ditandai dengan pasien lemah dan letih

3. Rencana Kegiatan

No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasionalisasi

1

Nyeri sehubungan dengan peningkatan tekanan darah ditandai dngan pasien nyeri pada bagian kepala, mual dan muntah.

- Vital sign normal dan nyeri kepala mual, muntah tidak ada lagi

- Criteria hasil :

- TD kembali normal

- Nyeri kepala tidka ada lagi

· Kaji tanda-tanda vital

· Terjadinya rasa nyeri pada tubuh pasien

· Ciptakan suasana nyaman pada pasien

· Atur posisi pasien seenak mungkin

· Kolborasi dengan tim medis

· Denagn mengkaji tanda-tanda vital diharapkan keadaan umum membaik

· Untuk mengetahui keadaan umum pasien

· Dengan menciptakan suasana yang nyaman diharapkan pasien tetap rileks

· Dengan mengatur posisi diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri

· Dengan adanya kolaborasi diharapkan tekana n darah berkurang

2

Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan tidak adanya nafsu makan

· Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi

· Criteria hasil :

· Nafsu makan berkurang

· BB PS berkurang dari 45 Kg menjadi 43 Kg

· Anjurkan pasien makan dengan porsi sedikirt tetapi habis

· Anjurkan pasien minum susu dan makan-makanan yang mengandung banyak vitamin

· Control Bb pada pasien

· Kolaborasi dengan tim medis lian

· Berikan perawatan mulut yang teratur

· Dengan menganjurkan pasien makan dengan porsi sedikit tetapi sering

· Dengan menganjurkan pasien minum susu dan makan-makanan yang mengandung vitamin agar mulut pasien tidak terasa pahit

· Dengan mengontrol BB pada pasien agar dapat mengetahui peningkatan BB pada pasien

· Dengan adanya kolaborasi terhadap pasien medis lain diharapkan dapat membantu menyembuhkan pasien

· Dapat meningkatkan kenyamanan umum untuk menelan makanan

3

Gangguan pola istirahat berhubungan dengan proses perjalanan penyakit

· Agar kebutuhan istirahat pasien terpenuhi

· Criteria hasil :

· Pasien dapat tidur dengan tenang dan nyaman

· Pasien dapat tidur + 7-8 jam/hari

· Ciptakan suasana nyaman

· Jaga kebersihan lingkungan di sekitar pasien

· Memberitahu pasien tentang penjelasan hal yang dapat meningkatan kekuatan fisik pasien

· Kaji keluhan pasien

· Anjurkan pasien untuk beristirahat

· Dengan menciptakan suasana yang nyaman diharapkan dapat membuatkan pasien tenang

· Dengan menjaga kebersihan pasien diharapkan beristirahat dengan tenang

· Memberitahukan pasien diharapkan perlahan-lahan kekuatan fisik pasien kembali seperti semula

· Dengan mengkaji keluhan dihaapkan perawat dapat mengetahui keadaan pasien

· Dengan menganjurkan pasien untuk beristirahat diharapkan dapat mempercepata penyembuhan

4. Implementasi

Tanggal

Implementasi

07-01-2009

· Mengatur posisi pasien sesuai permintaan pasien

· Mengecek vital sign sesering mungkin

8-01-2009

· Memberikan makanan sesuai dengan anjuran dokter

· Memberikan anjuran obat-obatan sesuai dengna ketentuan dokter

9-01-2009

· Berikan penyuluhan kepada pasien tentang pemeriksaand an tindakan pengobatan yang dapat menyembuhkan

5. Catatan Perkembangan

Tanggal

No. Diagnosa

Evaluasi

07-01-2009

I

S : pasien mengatakan nyeri kepala

O : eksresi wajah tampak gelisah

A : masalah belum teratasi

P : rencana tindakan dihentikan

8-01-2009

II

S : pasien mengatakan masih pusing

O : keadaan umum lemas

A : Masalah teratasi sebahagian

P : Rencana tindakan dihentikan

9-01-2009

III

S : pasien mengatakan sudah membaik

O : control/aktivitas

A : vital sign mulai normal

P : rencana tindakan dihentikan


KESEHATAN DAERAH MILITER ISKANDAR MUDA

SEKOLAH PERAWAT KESEHATAN LHOKSEUMAWE

LEMBAR KONSUL

No

Hari/Tanggal

Materi Bimbingan

Keterangan

Paraf pembimbing


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hpertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah pasien melebihi 140/90 mmHg dan pasien tidak menunjukkan gejala-gejala yang spesifik sehingga pasien tidak menyadari telah terkena hypertensi

2. Hypertensi dapat terjadi pada semua umur terutama pada orang muda dan usia lanjut serta orang yang mempunyai riwayat keluarga hypertensi

3. Hypertensi dapat dipengaruhi oleh faktor genetic, lingkungan, observasi, merokok alkohol, mengkonsumsi makana yang mengandung garam dan riwayat gangguan pola ginjal

4. Untuk mencegah terjadinya komplikasi terhadap penderita hypertensi perlu adanya pengobatan dan perawatan intensif terutaam pada penderita dengan hypertensi berat dan tekanan darah yang sulit diturunkan


DAFTAR PUSTAKA

Koplan, Norman M. 1999, Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Penerbit Buku Kedokteran

Tjokronegoro, dr Arjotmo, 1996, Buku Ajar Kardiologi, balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 1996

Kaspuji Triyanti, 1989, Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapis fakultas Kedokteran.

Evelyn C. Pearce, 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk para medis. Gramedia, Jakarta


by. Erna Melinda Email. hanum.manis@yahoo.com